Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan
wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal
sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa
manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.
Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki,
mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki
kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam
kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and
security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs
(kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs
(kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan
aktualisasi diri).
Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua
manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya.
Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil,
menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak
terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa
lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya
dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan
lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan
sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak,
kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas,
proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika
tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat
menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika
seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka
akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki.
Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan
mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi
bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub
peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian
akan timbul.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian,
setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan
harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan
higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status,
atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan
akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan
kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul
perasaan rendah diri dan inferior.
Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan
terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan
aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan
untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham
Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika
kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan
yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan
faktor potensialnya secara sempurna
Macam-macam kebutuhan manusia
Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya
Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat harus terpenu, artinya
apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami
kesulitan dalam hidupnya. Contoh: sandang, pangan, papan, pekerjaan
Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Contoh: pendidikan , pariwisata, rekreasi
Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan
primer dan sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, motor, komputer,
handphone, i-pad
Kebutuhan menurut waktunya
Kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa
ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan,
minum, tempat tinggal, dan obat-obatan
Kebutuhan yang akan datang/masa depan
Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat
ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang. Contoh: tabungan
Kebutuhan tidak tentu waktunya
Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba /
tidak disengaja yang sifatnya insidental. Contoh : konsultasi kesehatan
Kebutuhan sepanjang waktu
Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu/lama.
Kebutuhan menurut sifatnya
Kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan
fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan. Contoh: makanan, pakaian,
olahraga, dan istirahat
Kebutuhan rohani
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan
jiwa atau rohani. Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada
pribadi seseorang yang membutuhkan. Contoh: beribadah, rekreasi,
kesenian, dan hiburan
Kebutuhan menurut subjeknya
Kebutuhan individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja
berbeda dengan kebutuhan seorang dokter
Kebutuhan sosial (kelompok)
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi
kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah
sakit, dan jembatan
Kebutuhan Menurut Wujud 1) Kebutuhan material
Kebutuhan material adalah kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba,
dilihat, dan mempunyai bentuk. Kebutuhan material berwujud nyata dan
dapat dinikmati langsung. Contoh: makan nasi dapat kita rasakan
kenikmatannya, minum air dapat menghilangkan dahaga dan rumah sangat nyaman untuk berlindung. 2) Kebutuhan spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan yang dihubungkan dengan benda-benda tak berwujud. Kebutuhan ini tidak bisa diraba,
dilihat, dan berbentuk tetapi bisa dirasakan dalam hati. Contoh: orang Islam bersembahyang di masjid, orang Kristen sembahyang di gereja, orang Buddha sembahyang di wihara, dan orang Hindu bersembahyang di pura.
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
Penyakit.
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan
kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa
fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari
biasanya.
Hubungan Keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan
dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak
adarasa curiga, dan lain-lain.
Konsep Diri.
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi
seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang
diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah,
mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat.,
sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
Tahap Perkembangan.
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang
berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual,
mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan
dengan aktivitas yang berbeda.
Penelitian
menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata
"sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak
kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya
disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut
Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan
Nukleoplasma
Robert
Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan
penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis
Cellula E Cellula).
ANATOMI
DAN FISIOLOGI SEL
Secara
anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari
senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan
senyawa Protein).
Lipoprotein
ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya
adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak
bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif
permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi
dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari
sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus
pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi
yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding
sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan
selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel)
yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin,
Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah.
Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut
Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2.
Sitoplasma dan Organel Sel Bagian
yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam
inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki
fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan
bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b.
Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel
Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.) Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu
sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma) Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil,
ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan
organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House) Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan
banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power
House".
d. Lisosom Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim
pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis
maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan
meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Definisi :
MIKROBIOLOGI adalah pelajaran yang mempelajari organisme hidup yang hanya dapat
dilihat dengan mikroskop.
Yang termasuk dalam cabang ilmu MIKROBIOLOGI adalah :
1. Bakteriologi : pengetahuan mengenai bakteri.
2. Virologi : pengetahuan mengenai virus.
3. Mikologi : pengetahuan mengenai jamur.
4. Parasitologi : pengetahuan mengenai parasit.
5. Serologi : pengetahuan mengenai serum.
6. Imunologi : pengetahuan mengenai kekebalan tubuh.
BAKTERIOLOGI :
Pengetahuan mengenai bakteri yang termasuk tumbuh-tumbuhan .
(parasitologi biasanya dimaksudkan tentang hewan-hewan hidup)
Mahluk hidup :
1. Hewan: a. sel satu : Protozoa (misalnya amuba), malaria (parasit), Tripanosoma
b. sel banyak : - vertebrata : mamalia dan bukan manusia.
- invertebrata
2. Tumbuh-tumbuhan : jamur, bakteri.
Sejarah :
Tahun 1300 : ditemukannya mikroskop.
Anthonie van leewenhoek : yang mula-mula melihat mikroba dengan mikroskop.
Robert Koch : menemukan bakteri TBC ( Mycobacterium tuberculosis).
Louis Pasteur : menemukan virus anjing gila (Rabies).
Von Behring : membuat anti Virus.
Bakteri bagi manusia :
Merugikan : menimbulkan berbagai penyakit (infeksi) : tifus, cacar, disentri.
Higiene (ilmu kesehatan) : pengetahuan yang ditunjukan pada pembasmian
bibit-bibit penyakit.
Laboratorium : menemukan bibit-bibit penyakit dari bahan-bahan pemeriksaan yang
diambil dari si sakit kemudian melakukan penentuan jenis penyakitnya (bakteri
penyebabnya)
Menguntungkan : - Bakteri dalam tanah menghancurkan semua organisme yang mati.
- menghidupkan perekonomian : bakteri dapat membuat alcohol dari anggur, keju,
yoghurt (susu asam), cuka.
Didalam hidupnya bakteri dan manusia seolah-olah hidup bersama-sama (symbiose).
Symbiose ini bermacam-macam :
1. Mutualisme : tamu dan tuan rumah saling memberi keuntungan.
2. Komensalisme : bakteri yang bertamu hidup dari makanan tuan rumah, tetapi
sewaktu-waktu dapat merugikan tuan rumah.
3. Parasitisme : bakteri selalu siap sedia memasuki tubuh tuan rumah, selalu
ganas dan menimbulkan penyakit.
Menurut Robert Koch bakteri yang menimbulkan penyakit (pathogen) harus memenuhi
tiga syarat :
1. mikroba tersebut harus selalu ditemukan pada penyakit yang tetap.
2. tidak boleh ditemukan pada orang yang sehat.
3. bila disuntikan akan menyebabkan penyakit yang sama pada manusia.
Morfologi Bakteri :
1. Coccus
2. Batang (staaf = rod sahped)
3. Koma
4. Spiral
Struktur Bakteri :
Bakteri adalah organisme satu sel terdiri dari :
1. Dinding : - dinding sel
- membran sitoplasma
2. Sitoplasma : terdiri dari air, protein, karbohidrat, bintik-bintik
(granula). Granula ini mengandung ribonukleoproteindan disebut ribosom sebagai
tempat sintesa (pembentukan) protein.
3. Inti (nucleus) : inti bakteri sulit dibedakan ; berguna untuk proses hidup,
prbanyakan diri dan sporulasi (pembentukan spora).
Fungsi-fungsi organel sel : Flagel : sebagai alat gerak§ Pili : alat untuk melekat ; dapat
meningkatkan virulensi§ Kapsul :§
- melindungi sel
- meningkatkan virulensi / Patogenitas
- sebagai cadangan makanan Dinding sel :§
- Melindung bagian dalam sel
- Sebagai determinan anti sel
- Mengatur keseimbangan cairan sel Membran sel :§
- Sebagai pelindung sitoplasma
- Mengatur lalu lintas ion Mesosom :§
- Sebagai pembentuk dinding sel
- Sebagai tempat berkumpulnya bahan inti Ribosom : sebagai tempat sintesa protein§ Vakuola : sebagai tempat sisa
metabolisme§ Bahan inti : sebagai materi genetic§ Sitoplasma : cairan kolodial sebagai
tempat organel-organel sel§ Spora : sebagai tempat perlindungan diri§
Distribusi Mikroba Di Alam :
1. Mikroflora tanah : algae, bakteri pembentuk nitrogen, penghancur nitrit,
pemecah selulose, bakteri sulfur, fungsi protozoa, dll.
Untunglah tanah bukan habitat yang menguntungkan bagi sebagian besar
bakteripatogen, rickettsia, virus dan protozoa.
2. Mikroflora air : Pseudomonas flourencens, Micrococcus candidus, Micrococcus
agilis, dll.
3. Mikroflora udara : sebagai indeks kebersiahn adalah : streptococcus
viridans. Ruang tertentu seprti kamar operasi membutuhkan udara yang
benar-benar bersih.
4. Mikroflora dalam tubuh manusia : mikroorganisme secara normal berada pada
berbagai tempat pada tubuh manusia. Organisme ini membantu dalam mencegah
kolonisasi, invasi dan infeksi oleh bakteri patogen serta beberapa diantaranya
membantu dalam sintesis vitamin K, penyerapan makanan dan mengubah pigmen
empedu dan asam dalam usus. Walau tidak menyebabkan penyakit tetap bila berpindah
dari tempat biasanya, dapat menimbulkan penyakit dittempat lain (oprtunistik).
Contoh : Kulit : Staphylococcus, StreptococcusØ Rongga mulut : diplococi, triponema
mikrodentum, entamoebe gingivalisØ Saluran cerna : E.coli, Clostridium
perfringensØ Saluran nafas : Staphylococcus albus,
streptococci, pneumococciØ Vagina : Laktobacillus acidophilus
(doderlein sbacillus)Ø Saluran kencing : Staphylococcus albus,
mycobacterium sgematisØ
Faktor-faktor yang mempengaruhi hidup bakteri :
1. Makanan :
Terdiri atas zat-zat yang terdapat dalam bakteri yaitu : protein, karbohidrat,
air dan juga tekanan osmotis yang cukup. Sel-sel yang hidup membutuhkan tekanan
osmotis fiologis (0,9 %NaCI). Dinding sel bersifat semi-permeabel (hanya dapat
dilalui beberapa zat) untuk membuat makanannya bakteri juga membutuhkan enzim.
Zat lain yang diperlukan adalah mineral, lemak (lipid) dan vitamin.
2. Ph : netral (pH : 6,5-7,5)
Lactobacilli Ph : 4,0; Cholera Ph : 8-9
3. Suhu :
- minimum
- maksimum
- optimum.
4. Kebutuhan oksigen :
a. Obligatory aerobes
b. Oblygatori anaerobes
c. Facultative aerobes
d. Facultative aerobes
5. Sinar dan radiasi
6. Kelembaban dan kekeringan
VIROLOGI :
Agen infeksius yang mengandung asam nukleat yang terdiri dari DNA atau RNA yang
berada dalam 2 stadia yaitu stadium intraseluler dan ekstraseluler.
Staduim intraseluler → stadium infeksius → merupakan partikel submikroskopik
yang mengandung asam nukleat dan dikelilingi oleh protein atau komponen lain.
Stadium ekstraseluler → terjadi replikasi disertai pembentukan asam nukleat dan
komponen lain dari virus.
Virus :
• Berfungsi sebagai penyebab penyakit atau penerus sifat genetic
• Merasuk kedalam sel → menyebabkan perubahan
TERMINOLOGI :
• Kapsid : kulit protein yang simetris, menutupi genom asam nukleat
• Nucleprotein : kapsid dan asam nukleat
• Kapsomer : kumpulan polipeptida yang membentuk kapsid
• Virion : partikel yang lengkap dalam keadaaan tertentu yang dalam keadaaan
tertentu identik dangan nukleokapsid
• Pseudovirion : suatu partikel yang mengandung asam nukleat
• Virus DNA : virus yang mengandung DNA
• Virus RNA : virus yang mengandung RNA
Dasar Penggolongan Virus :
1. jenis asam nukleat
2. simetri kapsid
3. ada tidaknya selubung
4. banyaknya kapsomer untuk ikosahedral
5. diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal
6. ukuran dan morfologi virus
Sifat-sifat Virus :
1. ter diri dari DNA atau RNA
2. bersifat parasit obligat
3. memiliki struktur sederhana
4. tidak memiliki informasi genetic
5. partikel virus dibentuk dari pemecahan partikel virus
6. asam nukleat berpaeran dalam enzim sel hospes
7. virus menginfeksi sel inang menggunakan ribosom sel hospes
8. komponen virus dibentuk secara terpisan dan selanjutnya tergabung dengan sel
inang
9. virus mendapat lipid dan protein dari sel hospes
10. tidak dapat dibiakan dalam medium artificial
11. tidak memiliki kelengkapan metabolisme untuk menghasilkan energi
Komposisi Kimia Virus :
1. Protein
- Bahan utama Virion
- Komponen tunggal kapsid
- Virus memiliki enzim
• Meuramidase
• RNA polymerase
• Nuklease
2. Lipida
3. Karbohidrat terdapat dalam asam nukleat
Tahap perkembangan virus :
1. tahap penempelan virus pada sel
2. penetrasi (vixopexis)
3. pelepasan selubung
4. translasi
5. translasi protein
6. replikasi
7. perakitan virion
8. pembebasan partikel dari sel
Virus dengan Port d’ entre saluran pernafasan :
1. Virus influenza
2. Rhinovirus
3. Enterovirus
4. Varicella
5. Rubella
6. Virus parainfluenza
7. Coronavirus
8. Adenovirus
9. Variola
10. Parotitis
11. Rubeola
12. Virus lassa
Virus dengan Port d’ entre kulit dan mukosa
1. Papilloma
2. Aerpes simplex 2
3. Alpavirus
4. Rabies
5. Herpes simplex 1
6. Poxviridae
7. Flaviviridae
8. Cytomegavilius
9. HIV
10. EBV
11. Virus B
12. Hepatitis B,C
Infeksi Virus dengan hubungan klinik :
1. Infeksi produktif dengan gejala akut contoh : cacar, influenza, DHF
2. Infeksi akut dengan penyakit akut dilanjutkan dengan infeksi persisten.
Contoh : herpes labialis,herpes simplex, varicella zoster
3. Infeksi persistan produktif dengan gejala kronik. Contoh : Hepatitis B
4. Infeksi persistan laten disertai informasi sel gejala akhir berupa
keganasan. Contoh Leukonsefalopati.
Pencegahan dan Pengobatan :
1. Imunisasi
2. Zat antivirus
- Cytarabine
- Dactinomycine
- Asam fosfonoasetat
- Amantadine
- Vidarabine
- Acyclovir
INFEKSI
PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR : Infeksi adalah masuknya kuman
(mikroorganisme) kedalam tubuh manusia, berkembang biak disertai reaksi tubuh
terhadapnyaØ
Reaksinya : - gejala klinis nyata
- tanpa gejala klinis, namun terdapat respon imun ( infeksi sub klinis). Kolonisasi : Berkembang biak tanpa
gejala kliis dan respon imunØ Carrier (pengidap = pembawa kuman) :
kolonisasi jenis m.o tertentu, tanpa gejala klinisØ nyata Diseminasi : pelepasan m.o dari seorang
penderitaØ / carrier kelingkungan sekitarnya. Kontaminasi : tercemarnya permukaan
tubuh / benda mati dengan kuman, tanpa terjadi invasiØ kejaringan dan reaksi fisiologik Infeksi Nosokomial : infeksi yang
terjadi di RS atau ditimbulkan oleh kuman yangdidapat ketika dirawat di RSØ Sumber infeksi : -Ø endogen /autogen (berasal dari penderita sendiri)
- eksogen (dari luar penderita)
SUMBER INFEKSI DAN TRANMISI (PENYEBARAN) INFEKSI :
Sumber : manusia, binatang dan lingkungan (udara,air,tanah) sumber terpenting
adalah manusia lainnya .
Sumber infeksi dari manusia :
- m.o manusia sendiri
- m.o orang sakit
- m.o carrier
Sumber adalah tempat menularnya kuman pada tuan rumah yang baru.
Penyebaran/ penularan :
• kontak
• benda perantara (vehicle)
• udara (airborne)
• hewan penular (vectorborne)
Cara masuk m.o :
• Transplancetal
• Inhalation : saluran nafas – dustborne, droplet, langsung
• Ingestion : saluran cerna – foodborne, milkborne, waterborne
• Inoculation (kulit rusak) : kontak, suntikan, luka
RANTAI INFEKSI :
Faktor-faktor : Tuan rumah (host)§ Agen penyebab (agent)§ Tranmisi. Hubungan ketiganya dipengaruhi
lingkungan.§
Agen (penyebab) : Patogenitas : kemampuan untuk
menimbulkan penyakit.§ Virulensi : beratnya penyakit yang
ditimbulkan.§
Hasil dari suati infeksi sesudah m.o masuk (invasi kolonisasi) kedalam tubuh
manusia tergantung 2 faktor :
1. Patogenitas dan virulensi kuman penyerbu (agent)
2. perlawanan terhadap kuman oleh jaringan tubuh manusia (host)
Virulensi : diperlihatkan oleh kuman dalam bentuk :
- daya invasi : 1. anti phagocytik pada permukaan kuman
2. enzim ekstraseluler
- daya toksik (toksisitas) : 1. Eksotoksin
2. Endotoksin
Variasi alamiah kuman patogen :
Penelitian epidermiologis dan laboratorium menunjukan bahwa virulensi kuman
patogen terhadap manusia akan berubah sesudah bertahun-tahun.
Reservoir : tempat kuman hidup dan berkembang biak. Bedakan dengan sumber
reservoir dan sumber mungkin merupakan benda / mahluk yang sama; namun sumber
dapat berbeda dengan reservoir dan dikontaminasi oleh reservoir.
Rantai infeksi dimulai dengan pintu masuk (port d’ entrée) kuman dan dengan
pintu keluar (port d’ exit) yang biasanya sebuah tetapi kadang-kadang dapat
bersifat multiple Banyak. Pintu keluar yang penting adalah saluran nafas,saluran
cerna,kulit/luka dan darah.
Pengendalian infeksi : memutus rantai infeksi pada titik terlemah.
Lingkungan : Faktor-faktor infeksi yang mempengaruhi rantai makanan antara lain
:
Suhu, kelembaban, Ph, aliran udara, musim, radiasi, dan zat-zat yang bersifat
disinfektan. Faktor-faktor ini mempengaruhi baik agen penyebab, vector maupun
host.
Host (tuan rumah) :
Faktor-faktor tuan rumah yang berperan untuk mencegah infeksi adalah pintu
masuk dan mekanisme pertahanan tubuh baik yang spesifik maupun yang non
spesifik.
EPIDEMIOLOGI INFEKSI NOSOKIMIAL
Pengertian : Ø Epidemiologi : ilmu yang
mempelajari kejadian penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi
(determinan) terjadinya suatu penyakit dalam suatu populasi. Population at Risk : populasi yang mempunyaiØ resiko untuk jatuh sakit. Populasi ini diperlukan untuk
menghitung angka kejadian. Frekuensi kejadian infeksi dinyatakan dalam insidens
dan prevalens. Insidens : jumlah kasus baru yang
terjadi padaØ suatu populasi tertentu selama
jangka waktu tertentu. Mencerminkan resiko seorang individu dalam populasi
tersebut untuk mendapat infeksi RS (infeksi nosokimial) Prevalens : jumlah keseluruhan
kasus-kasusØ yang aktif pada suatu populasi
tertentu pada, suatu titik tertentu atau pada jangka waktu tertentu. Infeksi nosokimial : infeksi yang
terjadi di RS atau ditimbulkan oleh kuman yang didapat ketika dirawat di RS.Ø
Konsep Dasar Timbulnya Penyakit :
Segitiga Epidermiology :
Host
Agen lingkungan
Perubahan dari salah satu faktor akan merubah keseimbangan diantara mereka yang
berakibat bertambah atau berkembangnya penyakit yang bersangkutan.
Epidermiologi infeksi nosokimial :
Sumber infeksi :
1. flora pasien sendiri
2. lingkungan RS
3. peralatan RS
4. petugas RS
5. penderita yang terkolonisasi/ infeksi
Hal yang memudahkan terjadinya infeksi nosokimial (IN) :
a. pengobatan antibiotik mengubah profil kuman yang kolonisasi
b. pengobatan imunosupresif mengubah kerentanan terhadap infeksi
Jalur transmisi / penyebaran IN :
a. Eksogen : patogen berasal dari luar tubuh penderita
b. Endogen : berasal pada tubuh penderita sendiri
Cara transmisi :
a. Kontak langsung atau tidak
b. Melalui udara
c. Aspirasi luka operasi dan tindakan invasive (memasukan sesuatu kedalam
tubuh)
Jenis infeksi :
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
d. Parasit
Infeksi Nosokimial :
1. Preventable (dapat dicegah) : 30% kejadian IN
2. Non Preventable (tidak dapat dicegah)
Upaya pencegahan: Memutus rantai infeksi :
- Agen Etiologic
- Reservoir
- Tempat keluar (port d’ exit)
- Cara penyebarannya
- Tempat masuk (port d’ entry)
- Host yang rentan
Petugas RS : adalagh pelaksana pencegahan bisa juga sebagai sumber infeksi,
vector atau hospes yang dapat menularkan infeksi.
Sifat IN :
a. Sporadic (skali-sekali secara teratur,tanpa pola tertentu)
b. Endemic (terjadinya terus menerus dengan insiden kurang lebih tetap)
c. Sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa)
ISOLASI
Batasan :
Isolasi : adalah segala usaha pencegahan penularan kuman patogen dari sumber
infeksi (penderita, carrier) ke orang atau penderita lain.
Konsep isolasi sudah dijalankan sejak zaman kuno dengan anggapan pada orang
sakit harus disingkirkan karena dimasuki roh jahat, tidakan sering terlalu
ketat dan tidak manusiawi. Majunya peradaban dan tehnik kedokteran terutama
ilmu epidermiologi maka tindakan menjadi lebih sempurna.
Th. 1877 di USA : penderita penyakit menular dirawat di bangunan tersendiri.
Karena tidak dipisahkan menurut penyakitnya terjadi infeksi silang.
Th. 1889 : secara bertahap penderita rawat inap dipisahkan berdasarkan jenis
penyakitnya disatu ruangan (bangsal) dan dilakukan tindakan aseptik.
Th. 1910 : dikenal cubicle system dan barrier nursing selain pengelompokan
penderita berdasarkan jenis penyakit disuatu ruangan, semua tenaga yang merawat
penderita diharuskan mencuci tangan dengan disinfektan dan memakai jubah
khusus.
Th. 1950 : RS yang merawat penderita penyakit menular dihapus dan penderita
dirawat di RS umum. Di Indonesia kegiatan/tindakan isolasi yang terorganisir di
pusatkan di RS khusus penyakit menular (RS Karantina) Tanjung Priok.
Tujuan isolasi : Mencegah penyebaran kuman patogen dari seorang penderita ke
penderita lain, tenaga atau pengunjung RS (source isolation) atau melindungi
penderita yang kekebalannya jelek dari kemungkinan tertular penyakit dari
penderita lain, tenaga ataupengunjung RS (protective / reserve isolation
Dengan kata lain isolasi mematahkan rantai penularan penyakit, sehingga dapat
dicegah kemungkinan penyebab terjadinya intra hospital insfection atau infeksi
nosokimial.
Macam isolasi :
1. isolasi ketat (striot isolation)
2. isolasi penyakit jalan nafas (respiratory isolation)
3. isolasi protekal (protective isolation)
4. tindakan pencegahan penularan penyakit saluran cerna (entericrisolation /
precaution)
5. tindakan pencegahan penularan penyakit kulit dan luka (woud and skin
precaution)
6. tindakan pencegahan penularan penyakit dari bahan darah (blood precaution)
7. tindakan pencegahan penularan penyakityang mengeluarkan bahan menular
(discharge precaution)
8. tindakan pencegahan penularan penyakit akibat kuman kebal antibiotic
(antibiotic resistance bacteria precaution)
Yang dimaksud dengan isolation adalah bila dalam pelaksanaannya diperlukan
kamar atau ruang khusus; sedangkan precaution tidak mutlak memerlukan kamar /
ruang khusus.
Hal-hal yang harus diperhatikan pengunjung atau petugas yang merawat penderita
:
- cuci tangan harus dikerjakan sebelum dan sesudah masuk ruangan isolasi,
menyentuh bagian tubuh penderita yang menular atau menyentuh pakaian/alat yang
ada didalam ruang isolasi. Cuci tangan minimal harus menggunakan sabun (dapat
pula dengan antiseptic) dan dengan air bersih yang mengalir.
- Sarung tangan khusus hanya dipakai bagi mereka yang kontak langsung dengan
penderita atau bahan yang menular (bahan pemeriksaan laboratorium,pakaian atau
sprei bekas pakai)
- Masker tidak diperlukan kecuali apabila penderita mengidap penyakit yang
ditularkan lewat udara, misalnya difteri
- Jas khusus dipakai bagi mereka yang kontak langsung dengan penderita atau
bahan yang menular
- Bagi petugas yang merawat penderita penyakit menular atau bertugas diruang
isolasi sebaiknya kebal atau sudah mendapatkan vaksinasi beberapa penyakit
menular tertentu, misalnya variola,difteri.
Tata cara tidakan isolasi diatas (macam-macam isolasi) adalah berdasarkan cara
penularan penyakit (mode of transmisi). Cara-cara terdahulu/sebelumnya yaitu
dengan pengelompokan berdasarkan jenis penyakitnya menimbulkan jumlah kelompok
yang besar dan ada beberapa penyakit yang tidak/kurang sesuai cara isolasinya.
IMUNOLOGI
Imunologi dasar :
Untuk melaksanakan fungsi imunitas didalam tubuh terdapat suatu system yang
disebut system retikloendotelial (S.R.E = system limfo retikuler). System ini
merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya
didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus dan juga terdapat pada
system respiratorik / pernafasan, gastrointestinal / pencernaan dan organ-organ
lain. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang masing-masing dapat
menunjukan respon/jawaban tertentu atas suatu rangsangan baik secara langsung
maupun dengan cara melepaskan zat-zat tertentu.
Didalam tubuh : v Antigen : zat (sebagian besar
protein) yang masuk kedalam tubuh, menimbulkan mekanisme kekebalan/imunitas
dengan merangsang timbulnya antibody spesifik terhadap antigan tersebut. Antibody : zat (protein) yang timbul
dalam tubuh yang timbul sebagai jawaban terhadap terjadinya antigen.v
Antibodi dalam tubuh berupa protein yng disebut immunoglobulin (lg), diproduksi
oleh sel limflosit.
Didalam laboratorium :
Reaksi antigen dan antibody sebagai dasar berbagai pemeriksaan
serologis/imunologis untuk mendeteksi atau mengidentifikasi suatu infeksi.
Sistem imunitas tubuh :
Secara garis besar tubuh mempunyai dua system imunitas yaitu :
1. Imunitas seluler : berupa sel-sel limfosit T yang dapat menyerang bakteri
intraseluler, virus dan menolak tumor serta jaringan transplantasi.
2. Imunitas humoral : berupa molekul antibody dalam serum yang dihasilkan oleh
sel limfosit B merupakan protein yang disebut immunoglobulin.lg dapat dibagi
menjadi 5 kelas yaitu : lgG, lgM, lgA, lgD, lgE
Mekanisme Pertahanan Tubuh :
1. Non-Spesifik (bawaan = non acquired)
a. barrier mekanis :
- Kulit : keringat dan sekresi kelenjar sebasea lysozyme pada air mata sekresi
badan lainnya.
- Selaput lender : mucus / lender fagosit
- Lain-lain : rambut getar (cilia) pada saluran nafas, air ludah (saliva) pada
saluran cerna, enzim proteolytik / penghancur protein, lactobacilli pada
vagina(glikogen----asam), asam lambung.
b. S.R.E (phagositosis)
c. Reaksi perdarahan (inflamasi)
d. Reaksi panas dalam
e. Reaksi biokimiawi oleh jaringan
Phagositosis :
Fagosit adalah sel tertentu dalam tubuh yang berfungsi untuk menangkap dan
menghancurkan m.o yang menyerang. Terdapat didalam darah dan jaringan.
Dua macam fagosit :
1. Leukosit (sel darah putih) poly morphonuclear (PMN) dalam darah
2. Macrophage (sel mononuclear = berinti satu)
a. bebas bergerak : dalam jaringan sebagai HISTIOCYTE, dalam darah sebagai
MONOCYTE.
b. Terikat dan disebut sebagai S.R.E kuman yang tertangkap akan dibersihkan
dari badan serta dibuang melalui darah dan saluran limfe / getah bening.
2. Spesifik (didapat = acquired)
Terjadi karena infeksi oleh karena mikroorganisme spesifik dan ini yang disebut
sebagai IMUNITAS DASAR (kekebalan).
Imunitas :
a. Alamiah :
- selama hidup
- selelah infeksi asimtomatik
- imunitas tidak sempurna
b. Buatan :
- bersifat aktif (vaksinasi)
- bersifat pasif (globulin serum imun)
Kekebalan alamiah dapat bersipat aktif dan pasif pula.
IMUNISASI (imunoprofilaksi) :
Adalah imunitas buatan dan didapat bersifat aktif.
Tujuan utama :
1. Melindungi orang dari penyakit infeksi
2. mengendalikan penyebaran penyakit infeksi dimasyarakat
Vaksin :
1. kuman yang dilemahkan
2. kuman yang dimatikan
3. toksoid
Imunisasi pasif biasanya hanya berlangsung untuk waktu yang pendek (beberapa
bulan) saja.
HIPERSENSITIFITAS :
Adalah reaksi tubuh terhadap benda/zat asing yang didapat (acquired), yang
dalam jumlah
yang sama tidak akan menimbulkan reaksi demikian pada orang yang sebelumnya
belum pernah terpapar/terkena.
Secara umum kadang diistilahkan sebagai ALERGI. Dasarnya adalah reaksi antigen
dan antibody
Hipersensitifitas dapat bersifat :
- cepat (reaksi anafilaksis, anemia hemolitik, serumsickness, alergi)
- lambat (tes tuberculin, karena obat-obatan)
Prinsip umum mengendalikan penyakit infeksi :
1. isolasi kasus yang terkena infeksi
2. bila penularannya melalui binatang yang terinfeksi binatang tersebut harus
dimatikan atau dikarantina
Mikologi kedokteran : ilmu tentang jamur serta penyakit yang ditimbulkan pada
manusia atau biasa disebut MIKOSIS.
Kasus mikosis meningkat :
1. mobilitas penduduk
2. pemakaian antibiotic sembarangan dan lama
3. pemakaian obat yang menurukan daya tahan tubuh
4. diabetes mellitus, luka baker, kelainan darah (jamur oportunistik)
Sifat / ciri-ciri jamur :
1. sel eukariota
2. tidak berklorofil
3. heterotrof
4. uniseluler/multiseluler
5. reproduksi seksual dan aseksual
6. dinding sel :
- berlapis-lapis dan mengandung khitin dan polisakarida
- melindungi sel
- mengandung protein
7. sitoplasma :
- terdapat vakuola, mitokondria, RE, mikrotubul, ribosom
- tidak terdapat kloroplas
Manfaat jamur :
1. bersifat baik : tempe,oncom,tauco,kecap
2. bersifat jelek :
- merusak seperti bahan pakaian
- menghasilkan toksin seperti alfatoksin
- bersifat karsinogenik
Taksonomi
Filum : Eumycota
Klass :
- Zygomycetes
- Basidiomycetes
- Deuteromycetes
1. Zygomycetes Hifa tanpa septa(coenocytic) dan spora
besarØ Ditemukan dimana saja→” commond bread
molds”Ø Menimbulkan penyakit pada penderita DMØ
2. Ascomycetes Identifikasi melalui askus → askoporaØ Sebagian besar saprofitØ Dapat menimbulkan penyakit pada manusiaØ
3. Basidiomycetes Identifikasi adanya basidium dan spora
seksualØ
4. Deuteromycetes Fungsi imferfekti → tidak ada stadium
seksualØ Identifikasi dengan adanya kanidia dan
struktur aseksualØ
Jamur multiseluler :
- Tersusun dari benang-benang sel hifa
- Hifa bersepta
- Hifa tidak bersepta→ senositik
- Hifa yang berbentuk anyaman →miselia
- Berkembang biak dengan spora
Jamur uniseluler :
- Bersel tunggal
- Mempunyai dinding sel tebal
- Berkembang bIak dengan Tunas
- Berkapsul →Cryptococcus
- Beberapa ragi membentuk pseudohifa /miselia
Jamur dimorfik :
- Mampu merubah bentuk dari ragi → hifa terjadi karena lingkungan
- Dalam hospes → ragi, dialam bebas → hifa
- Sebagian besar patogen pada manusia berbentuk dimorfik
Identifikas jamur →berdasarkan bentuk :
- Makroskopik
- Mikroskopik
Faktor pertumbuhan :
- Kelembaban tinggi
- Tersedia bahan organic→ bahan organic mati atau mengalami pembusukan
- Tersedia oksigen cukup
Ada 3 macam jamur :
1. jamur superfisialis → non dermatofitosis dan dermatofitosis →
kulit,kuku,rambut →
dipermukaan
2. jamur subkutis
3. jamur profunda→dalam
Patogenisitas jamur
• Port d’ enter → inhalasi trauma, iatrogenic
• Jarang menyebarkan penyakit apabila daya tahan tubuh tinggi
• Terdapat efek imunologik → terjadi penetrasi barrier host secara tidak
disengaja
Penyebaran : EndokrinopatikØ Kelainan pada system imun→ iatrogenicØ
Faktor pejamu :
1. kulit yang utuh
2. ph
3. asam lemak tak jenuh
4. kompetisi dengan flora bakteri normal
5. barier dari epitel kulit dan mukosa
Mikosis superfiliasis → penyakit jamur yang mengenai stratum korneum
Mikosis superfiliasisv → non dermatofitosis
A. Tinea Versicolor
1. Malassezzia furfur
2. terjadi bercak → hiperpigmentasi atau hipopigmentasi
3. diidentifikasi→Rx wood’s light positif
4. pencegahan → kebersihan pribadi
B. Otomikosis
1. Aspergillus, Penicillium, Mucor, Cancida, Rhizopus
2. penyebaran diseluruh dunia
3. Epidemiologi → kosmopolitan
4. daerah panas dan lembab
5. manifestasi klinik
- kulit liang teling
- akut dan kronis
- rasa gatal dan penuh
6. Pengobatan → membersihkan serumen telinga
C. Piedra
1. penyakit infeksi jamur pada rambut→berupa tonjolan-tonjolan pada rambut
2. piedra hitam dan putih
3. hifa tidak berwarna
4. epidemiologi →
- terdapat didaerah trpois dan banyak hujan
- penyebarannya melalui sisir
5. patogenesis → konyak dengan rambut
6. terapi potong rambut dan di cuci dengan sublimate 1 : 2000
7. piedra putih → Trichosporum beigelli
8. piedra hitam → piedra hortae
D. Onimikosis
1. etiologi → candida, Fusarium, Aspergillus
2. tersebar diseluruh dunia
3. gejala klinis → kulit tidak rata,tidak mengkilap rapuh dank eras
4. terapi → membutuhkan waktu yang lama
E. Tinea nigra
1. penebalan abnormal pada korneum telapak tangan/kak, hitam tengguli, tidak
sakit dan tidak bersisik
2. terapi salep → whitfield
3. tincture lodii
Dermatofitosis
1. penyakit jamur yang disebabkan oleh dermatofita yang menyerang stratum
korneum kulit, rambut, dan kuku
2. etiologi → trichophyton, microsporum
3. T.rubrum,M.canis
4. penularan → kontak langsung
5. kontak tidak langsung → sisir, handuk, air kolam renang
6. gejala klinis →
- kelainan kulit bataas tegas, bersisik
- dasar kelainan berwarna kemerahan
- gatal terutama waktu berkeringat
- terapi → jaga kebersihan diri
Tinea kapitis → Ringworm of the scalp
- kulit kepala, rambut → botak
- etiologi → microsporium dan trichophyton
-
Tinea Korporis → kulit seluruh tubuh
Tinea imbrikata → sisik kasar seperti genteng
Tinea favosa → kulit, paha bagian dalam orang gemuk
Mikosis subkutisv
A. Misetoma
- infeksi jamur pada bagian subkutis,fassia, tulang
- kronis granulomatus
B. Tinea pedis → kulit sela jari kaki,
Factor fredisposisi → kaki basah
C. Tinea barbae → zoofilik
D. Tinea unguuium → kuku tidak rata rapuh dan keras
Pipih, bersegmen, atau tidak bersegmenØ Usus mungkin ada /tidak adaØ Badan tak beronggaØ
a. Cestoda Bersegmen§ Ada skoleks,leher,proglotid§ Hermaprodit§ Reproduksi§
- ovivar
- kadang bentuk larva T. saginata§ T. solium§
b. Trematoda Tidak bersegmen§ Seperti daun§ Hermaprodit§ Reproduksi§
- ovivar
- bentuk larva Infeksi terutama stadium larva§ Trematoda hati- Fasciola hepatica§ Trematoda jaringan – Paragonimus
westermanii§ Trematoda usus – Fasciolapsis buski§ Trematoda darah – Schistosoma japonicum§
2. Nemanthelminthes Tak bersegmen, silindris, bilateral
simetrisØ Mempunyai system pencernaanØ Badan beronggaØ
a. Nematoda Tidak bersegmen§ Mempunyai mulut, esophagus, anus§ Kelamin terpisah§ Reproduksi§
- ovivar
- lavipar Infeksi§
- menelan telur
- larva menembus kulit
- vector
- menelan larva
Nematoda usus :§ Soil transmitted helminthØ
- Ascaris lumbricoides
- Necator americanus
- Ancylostoma duodenale
- Trichuris trichuria
- Strongiloides stercoralis Non Soil transmitted helminthØ
- Oxyuris vericularis
- Trichinella spiralis Nematoda jaringan :§ Wuchereria bancroftiØ
- Nokturnal – ada pada darah tepi pada malam hari
- Diurnal - ada pada darah kapiler pada siang hari
- Ditularkan melalui gigitan nyamuk culex
- Menyebabkan limfadenitis dan limfangitis
Cacing yang penting secara medis :
• Enterobius Vermicularis
• Ascaris lumbricoides
• Toxokara spiralis
• Necator
• Taenia saginata
• Taenia solium
• Schictosoma japonicum
Penerapan klinis – mengontrol infestasi cacing kremi Semua anggota keluarga minum salah satu
obat cacingv Mencuci tangan dan menggvosok kuku Menyedot karpet dengan vacuum untuk
membersihkan telur dan menghindari infeksiv Menghindari memakai handuk dan lap
bersamav Handuk dan sprei harus seringt dicuciv
STREILISASI DAN DESINFEKSI
Istilah : Sterilisasiv : penghancuran semua jasad mahlukk hidup m.o / mikroba Desinfeksi : penghancuran semua bentuk
vegetatif ( bukanv
spora) m.o istilah ini digunakan pada benda mati. Desinfektan : agent/bahan yang digunakan
untuk desinfeksiv v Antiseptic : bahan yang digunakan
secara local / setempat untuk mencegah infeksi. Bahan tersebut berkerja dengan
cara membunuh organisme patogen atau mencegah m.o untuk memperbanyak diri. v
Teknik sterilisasi :
a. Kimiawi
b. Fisis
A. Secara Kimiawi
Istilah :
Bactericid : bahan kimia atau fisis yang segera membunuh bakteri dalam bentuk
vegetatif.
Bacteristat : bahan kimia atau fisis yanmg menghambat perbanyakan diri kuman
Antisepsis : pencegahan infeksi dengan menggunakan secara local bahan yang
bersifaat bacteriacidal atau bacteriostatik pada jaringan yang cidera
Antiseptic : bahan kimiawi untuk antiseptic
Penggunaan desinfektan kimiawi pada
1. kulit
2. luka
3. sterilisasi barang misal, trolley untuk alat-alat steril
4. meja, dinding, mangkuk, lantai dinding
Hal-hal yang mempengaruhi efektifitas desinfektan :
1. adanya bahan organic
2. konsentrasi desinfektan
3. jumlah dan bentuk bakteri
4. lembab/ basah
5. lamanya pemakaian, Ph
6. adanya inaktivator kimia
Desinfektan kimia yang banyak / umum digunakan dalam bentuk gas
Formalin : (larutan 40 % formaldehyde dalam air) untuk mendesinfeksi alat :
Endoskopi, kateter urin waktu 20 jam mampu membunuh spora.
Desinfektan kimia cair dan antiseptik :
Sebagian besar desinfektansecara non spesifik dapat meracuni baik bkteri maupun
sel jaringan. Antiseptik meningkatkan kerja bakterisoatratik serta memperlambat
bakteriasidal pada konsentrasi yang rendah tanpa menimbulkan kerusakan
jaringan.
a. Alkohol : (Ethyl alcohol dan methylated spiritus). Paling efektif pada
larutan 70 % alcohol dalam air. Baik untuk desinfeksi kulit, tidak baik untuk
kulit yang pecah,scrotum dan selaput mukosa. Bekerja pada gram positif, gram
negative ,organismebakteri tahan asam. tetapi resisten terhadap spora.
b. Gentian violet : (konsentrasi 1/1000 dalam alcohol 70 %) efektifpada
penyakit mulut dan vagina karena fungus dan kandida.
c. Hexaclorophane dan Chlorhexidine (hibitane) : Bakteriostatik dan bakterisid
terhadap m.o dengan spectrum yang luas. Keuntungannya terutama karena
toksisitas yang rendah sehingga dapat dipakai dikulit dan selaput mukosa
kerugiannya tidak terlalu aktif terhadap proteus dan pseudomonas aeruginosa.
Chlorheksidine dalam konsentrasi 1/5000 untuk sterilisasi sebelum operasi.
Hexachlorophane + sabun (phisohex) untuk cuci tangan terhadap E. coli kurang
aktif
d. Golongan Phenol : (carbolic acid). Paling banyak di[pakai misalnya :
• Lysol (phenol + cresol) : desinfeksi drein,lantai, wastafel, dll, alat
seperti trlley dalam konsentrasi 1/60 aktif terhadap semua vegetatif m.o
harganya murah kerugiannya cenderung merusak kulit sehingga perlu sarung tangan
dan baunya kurang enak
• Chloroxylenol (dettol) : tidak toksik terhadap kulit, baunya enak dan tidak
toksik terhadap mata, harganya mahal dan harus dalam konsentrasi tinggi supaya
efektif.
e. Golongan halogen (iodine dan chlorine)
• Iodine sebagai tictur untuk kulit pada luka atau sebelum operasi. Kerugiannya
beberapa orang sensitive terhadap yodium (iodine) mudah di inaktivasi dengan
bahan organic (pus/mucus/darah). Sakit bila dipakai pada skrotum, mukosa dan
kulit yang pecah memberi warna pada bahan pakaian yang sulit dihilangkan.
• Chlorine : pada air minum dan kolam renang
• Poly viby lpyrolidone ( betadine) : golongan iodophore. Keuntungannya :
kurang mengiritasi kulit, tidak membekas pada kulit dan efektifitas =iodine
• Hypochlorites : untuk desinfeksi mebel, harganya murah
f. Logam berat : Misalnya : Mercurochrome(untuk klit), silver nitrat (untuk
mata)
g. Oxidizing agent :
• Potassium permanganat : mudah larut dalam air inaktif dengan bahan organic
• Hydrogen peroxide (H2O2) : desinfeksilemah tetapi dipakai untuk irigasi luka
dyang dalam dan sinus hidung. Bergelembung sehingga dapat mengangkat pus dari
luka yang dalam
h. Amonium kuartener (cetavlon, savlon) : sangat efektif terhadap m.o gram
positif ,spora dan BTA resisten. Bersifat bakterisidal dan bakteriostatik pada
konsentrasi tinggi.
i. Glutaradehyde : aktif terhadap M. tuberkulosi dan Pseudemonas pyocyneus
,spora, virus, fungi. Dipakai untuk sterilisasi cytoscope, thermometer, alat
anastesi dan instrument bedah. Mengiritasi mata dan kulit.
B. Secara fisis :
Biasanya yang dipakai : Panas contoh :
1. sinar matahari /ultra violet = UV
2. Air panas
3. udara panas / oven
4. lampu infra merah
5. uap air bertekanan (autoklaf)
Mekanisme kerja panas :
Panas menghancurkan m.o dengan 2 cara :
1. oksidasi :
- kering menggunakan oksigen
- butuh energi tinggi, suhu harus tinggi
2. koagulasi :
- menggumpalkan m.o
- dikatalisasi oleh air, dapat [pada suhu rendah m.o dalam suasana lembab.
a. Sinar U.V : dengan memakai lampu U.V:
- cairan biologis (plasma,darah)
- Spuit disposable / jarum disposable
b. pemanasan :
- Incenerasi /pembakaran : kawat ose , kain kasa bekas
- Kering /udara panas = oven : instrument logam , alat gelas, bubuk, minyak
- Basah : obyek dalam air atau uap air.
Termasuk
• Pasteurisasi : suhu (63*C, 30 menit)
• Dengan uap (60*C atau 80*C) 5 menit sebagian besar m.o mati kecualiyang
berspora.penambahan formalin yang mematikan spora
• Dengan uap bertekanan :autoclaving (vacuum,121*C,30 menit) untuk dressing,
sarung tangan,spuit (gelas),kain,instrument logam.
• Untuk alat-alat kecil bisa dipakai press cooker kerjanya mirip autoklaf
tetapi tidak vacuum.
Persiapan barang yang akan disterilkan :
1. basah
2. kering
3. dibungkus (pada oven/autoclave) atau dalam wadah/container
Yang harus diperhatikan pada alat yang sudah disterilkan
1. diberi etiket atau label tanda steril
2. disimpan ditempat khusus bebas debu dan kering
3. lama penyimpanan : ada batasnya , tidak boleh disentuh kecuali waktu akan
dipakai, cara pengambilan dari wadahnya harus demikian rupa sehingga tidak
terrkontaminasi.
Cara untuk mengetes efisiensi autoklaf :
a. spora thermophilic
b. pita yang peka terhadap perubahan suhu
Cara sterilisasi yang lain :
a. filtrasi : untuk serum , larutan tidak tahan panas ,media, industri
b. radiasi : dengan Co.60 (bahan radioaktif) mahal untuk spuit disposable,
sarung tangan, vaksin virus, alat plastic dll.
c. C.S.S.D : Central Sterile Suplly Department.
DETERMINASI
Secara sistematik harus ditetapkan :
1. morfologi
2. gerak
3. pembiakan dan sifat-sifat biokimia
4. pemeriksaan serologis
5. percobaan hewan
1) Morfologi
Pengecatan :
- Gram (pasitif dan negative)
- Ziehl Nielsen
- Indian ink
- Neisser
2) Gerak bakteri
- tetes gantung
- tetes berdiri
- tetes berdiri pakai dekglas
- semi solid agar
5) Percobaan hewan :
Pada hakekatnya memang benar bahwa pemeriksaan laboratorium dimaksudkan mencari
bakteri patogen tetapi harus diingat bahwa tidak setiap baklteri yang diisolasi
dari tubuh manusia adalah patogen. Harus dibedakan dari bahan pemeriksaan
penderita dengan kemungkinan infeksi bakteri apakah berasal dari flora normal
ataukah dari tempat yang seharusnya steril. Bila bahan barasal dari tempat yang
tidak steril penting sekali untuk menentukan adakah perubahan distribusi flora
bnormal dan mencari organisme patogen. Sebaliknya setiap bakteri walaupun
sebagian dari flora normal yang didapat dari bagian tubuh atau cairan tubuh
yang pada keadaan normalsteril harus dianggap potensial patogen karena banyak
flora normal (dan beberapa saprofit) dapat menyebabkan penyakit yang berat
bahkan fatal (mematikan)
Penemuan adanya bakteri belum tentu merupakan bakteri penyebab . misalnya pada
carrier sehat, perlu dihubungkan dengan data klinik,.
Bahan Pemeriksaan Penderita : (orang sakit)
Dapat berupa :
1. cairan tubuh : darah, cairan otak ,acites
2. pus = nanah
3. sputum = dahak
Pengumpulan dan penanganan Pemeriksaan Mikrobiologi :
Skema Pemeriksaan Laboratorium :
1. preparat langsung : Gram, Ziehl, Nielsen, Neisser, Indian Ink
2. perbenihan : pada plat agar (isolasi kuman)
3. identifikasi : tes biokimia, tes serologis
4. tes kepekaan terhadap antibiotika
5. tes serologis
Antibiotika : zat kimia yang dikeluarkan beberapa mikroorganisme yang bersifat
:
- bakterisid
- bakteriostatik
- atau keduanya saat ini dapat dibuat secara sintetis atau semi sintetis
Pengambilan dan Pengiriman Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi :
Pertanyaan :
1. kapan bahan diambil dari penderita
2. bahan apa yang akan diambil
3. bagaimana cara mendapatkannya dan menjaga bahan tersebut dikirim sampai
laboratorium
Pertimbangan-pertimbangan umum :
1. sebaiknya bahan diambil sebelum pemberian antibiotic/antimilrobial agent
lainnya diberikan kepada penderita.
2. bahan diambil dari tempat dimana m.o paling mungkin didapat
3. stadium dari penyakit juga harus diperhatikan berhubungan dengan saat
pengambilan bahan sebagian besar pada stadium akut atau pada stadium diarhe
pada bakteri usus, bahan diambil dari penderita
4. jumlah harus cukup dan ditaruh dalam wadah stril
5. dijaga agar pengiriman bahan dilakukan secepatnya ke laboratorium
6. harus diingat bahwa wadah harus tidak mengandung bakteri/steril/ dan
kadang-kadang perlu media transport yang sesuai sehingga baktri yang kita cari
tidak bertambah banyak atau kurang jumlahnya karena lamanya penyimpanan
/pengiriman sebelum sampai ke lab.
7. bila bahan tidak dapat segera dikirim harus diketahui cara penyimpanan dan
mengirimkannya
8. laboratorium Harus diberi keterangan klinik secukupnya
Antibiotika dan Kemoterapeutika :
a. Kemoterapeutika sintesis : Arsen untuk sifilis (Paul Pehrlich Th. 1907)
b. Antibiotika dari fungus : Penicillium Notatum menghasilkan penicillin
(Alexander Fleming Th. 1929),Streptomyces menghasilkan Strptomycin (Waksman Th.
1944)
c. Antibiotiksemi sintetik : Ampicillin, Tetrasiklin, Cephalosporin,
Chloramphenicol, dll.
Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotika dan Kepekaannya :
Resistensi : mekanismenya dapat secara variasi genetic (genetika = pewarisan)
Mekanisme :
- variasi genotypic (mutasi,transformasi, konjugasi,dll)
- variasi fenotypic oleh karena variasi genotip dengan lingkungan
Material genetic pada single kromosom yang berisi DNA (cyctoplasmic bodies :
plasmid atau episomes). Pemindahan resistensi obat/ antibotika dari satu strain
ke strain yang lainnya yang sebelumnya sensitive sering tejadi disaluran
pencernaan, saluran nafas bagian atas dan lingkungan rumah sakit. Sehingga
spesies yang tidak patogen dapat memindahkan resistensinya (kekebalannya)
terhadap suatu obat kepada suatu spesies bakteri patogen, misalnya bakteri
batang gram negative.
Cara bakteri mengembangkan kekebalan terhadap obat :
a. menurunkan prmeabilitas membrane sel terhadap obat
b. memproduksi enzim penghancur obat pada dinding selnya
Pembagian cara terjadinya Resistensi Obat:
a. Alamiah : mengubah dinding sel, membuat enzim penghancur
b. Didapat : kemampuan menyesuaikan (adaptasi), secara genetic
c. Pemindahan resistensi obat : secara genetic dari m.o yang resisten ke m.o
yang semula peka terhadap obat
Penyulit Pengobatan Infeksi bakteri dengan Obat :
1. pemberian obat yang tidak rasional dapat menimbulkan resistensi kuman-kuman
misalnya kuman-kuman dirumah sakit
2. pemberian terlalu lama sehingga flora normal akan berkurang mengundang
kolonisasi oleh bakteri resisten atau oportunistik fungsi (missal : candida
albicans)
3. tiap antibiotika mempunyai /menimbulkan efek samping sendiri-sendiri
terhadap pasien (mual,toksis/keracunan)
Kepekaan terhadap antibiotika :
Dengan pemeriksaan kepekaan yaitu mengukur diameter zona penghambatan
pertumbuhan kuman disekitar suatu cakram antibiotika (dengan kadar antibiotika
tertentu). Dilakukan dilaboratorium
HEMATOLOGI
( Hemato = darah, Logos = ilmu )
Hematopoesis :
Adalah hal-hal yang berhubungan dengan asal-usul, pembentukan dan perkembangan
sel-sel darah .
Dikenal 2 macam hemopoesis :
1. menurut waktu terjadinya :
a. Hemopoesis Prenatal : janin 0-2 bulan – yolk sac
2-7 bulan – hati, limfa/lien
5-9 bulan – sumsum tulang
b. Hemopoesis Postnatal : Bayi : sumsum tulang (hampir semua tulang)
Dewasa : vertebrata, iga, sternum, kepala sacrum,pelvis dan proksimal femur
2. Menurut terjadinya :
a. Hemopoesis moduler (dalam sumsum tulang)
- Eritropoesis (eritrosit = sel-sel darah merah)
- Granulopoesis (granulosit = sel bergranula)
- Trombopoesis ( trombosit = sel trombosit)
b. Hemopoesis ekstra moduler :
Kejadian dimana pembentukan sel-sel darah (kecuali limfosit) terjadi diluar
sumsum tulang yaitu pada organ-organ yang mampu membentuk sel darah
(limfa,hati,dll)
Sel Darah:
1. Eritrosit
2. Leukosit :
a. fagosit :
- Granulosit (neurofil, eosinofil, basofil)
- Monosit
b. Limfosit : ( bersama sel plasma untuk imunitas) limfopoesis terjadi dalam
lien, kelenjar limfe dan thymus (leukosit = sel darah putih)
3. Trombosit : berasal dari pecahan sitoplasma sel megakariosit, berguna untuk
hemostasis/pembekuan darah.
Dalam sumsum tulang terdiri dari :
1. sel-sel hemopoetik : seri eritosit,seri meiloid (granulosit),seri
monosit,seri limfosit,seri trombosit
2. sel-sel non hemopoetik (plasmosit),histiosit
Entrosit :
Ukuran : 6-8µ, tebal 1-2µ, sel berbentuk bulat, tepi rata sitoplasma berwarna merah
tidak berinti, berguna untuk membawa o2 kejaringan mengembalikan Co2 dari paru.
Untuk pertukaran gas ini eritrosit berisi protein : Hemolobin , eritrosit muda
yang tidak mempunyai inti lagi tetapi masih mengandung struktur reticulum
didalamnya disbut :
Retikulosit.
Kelainan morfologi eritrosit :
a. warna : polikrom, hipokrom
b. ukuran : makrosit, mikrosit
c. bentuk : sferosit, sel target, ovalosit, fragmentosit, sel sabit
Anisositosis : ukuran brbeda-beda : poikilositosis : bentuk berbeda
Anemia :
Adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (hb),nilai hematokrit,(ht), atau jumlah
eritosit dalam sirkulasi darah dibawah nilai normal.
Akibatnya kemampuan darah untuk mengangkut O2 berkurang
Hemoglobin : heme yang berisi Fe + globulin
Hematokrit : Volume eritrosit dalam 100ml darah (dinyatakan dalam %)
Jenis Anemia :
a. anemia defisiensi besi
b. anemia megaloblatik karena defisiensi vitamin B12 atau asam folat
c. anemia aplastik
d. anemia karena perdarah akut
e. anemia hemolotik : ditandai dengan memendeknya umur eritrosit sehingga
perusakan / destruksi eritrosit meningkat. Umur eritrosit normal 120 hari.
f. Anemia karena penyakit kronik.
Thalassmia :
Adalah keadaan dimana terjadi anemia hemolitik akibatnyan ada gangguan
pembentukan hb dan brsifat menurun.
Leukosit :
Ukuran 9-15 µ, sitoplasma berwarna merah terdapat granula netrofil,eosinofil
atau basofil.i inti molekul pada jenis batang dan terputus /berhubungan dengan
filament pada jenis se gmen. Fungsi netrofil sebagai mikrofag.
Leukimia:
Adalah proliverasi /perbanyakan abnormal dari satu atau lebih sel pelopor yang
disertai peribahan kualitatif dan kuamtitatif dari sel-sel pelopor tersebut
serta infiltrasi sel lekemik pada organ tubuh dapat bersifat akut atau menahun,
kronik
Jenis sel yan berfloriferasi : granulosit, limfosit atau monosit
Kelainan mielo-proliferatif bukan leukemia (mielum = sumsum tulang) :
1. polisistemia vera : proliferasi eritosit (eritositosis)
2. mielofibrosis : sumsum tulangdiganti jaringan fibrotik / jaringan ikat
Kelainan limfo-proliferatif :
1. limfoma : sel limfosit diganti oleh sel-sel abnormal/ganas
2. mieloma multiple : keganasan yang ditandai dengan proliferasi sel plasma
dalam sumsum tulang.
HEMOSTATIS:
Adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma / kekerasan
atau perdarahan spontan.
Sistem yang berperan pada hemostatis
1. vascular (pembuluh darah) : vasokontriksi (menyempit)
2. trombosit : mudah pecah ,mudah melekat, membentuk sumbat seluler dan
menstabilkan sumbat hemostatik
3. pembekuan darah : rangkaian reaksi enzimatik yang melibatkan protein plasma
(yang disebut sebagai factor pembekuan / koagulasi), fosfolipid dan ion Ca,
hasil akhir : pembentukan benang fibrin
Mekanisme pembekuan darah :
Ada 13 faktor pembekuan dengan tanda huruf romawi (factor I –XIII).
Reaksi yang terjadi mengikuti teori “air terjun”(cascade) dan teerjadi dalam
tiga tahap :
1. pembentukanprotombin
2. pembentukan tombin dari protombin
3. pembentukan fibrin dari pibfinogen.
Fibrinolisis :
Adalah mekanisme fisiologik tubuh untuk menghancurkan fibrin secara enzimatik.
Diperlukan untuk re-kanalisasi pembuluh.
Mekanisme control hemostatik:
Kalau tidak dihambat sumbat hemostatik makin lama makin besar. Didalam tubuh
terdapat mekanisme control yaitu melalui :
1. aliran darah (mengencerkan)
2. pembersihan secara seluler (oleh selsel hati,limpa = SRE)
3. antirombin; antirombin III
GOLONGAN DARAH
Landsteiner (1908) : golongan darah ABO
Golongan darah lain : MN, Lewis, Duffy, Rhesus, dll
Yang terpenting ABO dan Rhesus
Dasar penemuan :
1. adanya antigen pada permukaan eritosit
2. adanya antibody dalam serum
Antibodi : yang terpenting dalam golongan darah adalah IgG dan ig M IgGØ
- BM kecil, dapat melalui placenta
- Immune antibody
- Antibody inkomplit : dalam larutan garam fisilogis tidak cepat mengaglutinasi
eritrosit IgMØ
- BM besar
- Natural antibody
- Antibody komplit : dalam larutan garam fisiologis dapat menimbulkan
aglutinasi eritrosit Cold antibody : reaksi optimal pada 4*C
– 20*CØ Warm antiodi : reaksi optimal pada 37*C
------- biasanya immune antibody/antibody imkomplitØ
Interaksi antigen-antibodi :
- Aglutinasi
- Lisis
- Presipitasi
- Netralisasi
Yang terpenting dalam golongan darah ABO :
1. aglutinasi : antibody = agglutinin
2. lisis : antibody = lisin
Antigen golongan darah ABO :
= agulutinogen pada permukaan eritrosit
Ada 2 macam : antigen A dan antigen B
¬Golongan darah phenotype genotype
A A AA atau AO
B B BB atau BO
AB AB AB
O O OO
Antibodi golongan darah ABO :
= Agglutinin
Rangsangan :
- flora usu normal ( struktur antigen mirip antigen ABO)----naturan antibody
(IgM)
- eritosit yang golongan ABO nya tidak sesuai---immune antibody (IgG)
¬Golongan darah antigen antibody
A A anti A
B B anti B
AB AB AB
O O OO
Sub-group golongan A---- anti A dibagi 2 :
1. anti A : bereaksi dengan semua Sub-group A
2. anti A : bereaksi hanya dengan Sub-group A1
Rhesus group : normal tidak ada zat Rh dalam serum orang Rh (-).
TRANFUSI DARAH
Definisi : adah pemindahan darah / komponen komponen darah kepada resipien.
Donor----------------------------------------------------------------→
resipien.
Syarat-syarat donor:
1. Hb: wanita ≥ 12g/dl ; pria ≥ 12,5g/dl
2. berat badan : wanita ≥ 45 kg ; pria ≥ 50 kg
3. bebas penyakit menular antara lain : malaria, hepatitis, shypilis, AIDS
4. Sehat : tidak sesudah melahirkan (post partum), sesudah tranfusi
(6bulan),sesudah operasi berat dan tidka makan obat.
Tujuan Tranfusi :
1. mengembalikan volume darah
2. mempertahankan transport oksigen ke jaringan
3. memperbaiki pembekuan darah
4. merupakan pengobatan supportif
1) Darah lengkap
Indikasi :
- menambah volume lengkap
- memperbaiki tarnsportasi oksigen
2 Macam :
- Darah segar : waktu < 24 jam
- Darah simpan :
• Baru : < 7 Hari
• Biasa : > 7 Hari
Penyimpanan : 2* - 6* C
Komponen darah :
Jangan memberikan darah lengkap bila tidak perlu :
• Resiko terjadi reaksi transfuse lebih besar
• Terjadinya pemborosan darah
Berikan komponen yang diperlukan saja
Sel darah merah :
• Memperbaiki Oksigenasi
• Mengganti darah yang tidak identik bila golongan darah yang identik tidak ada
.
3 Macam :
a. lacked red cells : simpan pada suhu 2°-6°C
b. red cells suspension : suhu 2°-6°C
c. washed red cell : batas kadaluarsa 3 jam sesudah pencucian, simpan suhu
2°-6°C
Trombosit :
• Indikasi : trombositopeni dengan perdarahan
• Indikasi harus tepat ,pemberian berulang----anti trombosit
Plasma
• Memperbaiki volume darah
• Memperbaiki protein yang terbuang
• Mengganti factor-faktor tertentu : globulin , anti hemophilic factor (AHF)
Macam :
1. plasma cair : segar dan biasa
2. Fresh frozen plasma : plasma dipisahkan dari darah segar simpan -20° - -30°C
3. Crioprecipitate :
Indikasi : penderita hemofili yang mengalami perdarahan / perlutindakan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEBELUM TRANSFUSI :
1. penetapan kadar Hb
2. tes serologi untuk mendeteksi kemungkinan penularan penyakit
shypilis,hepatitis dan AIDS
3. memastikan darah donor sesuai dengan resipien
a. penetapan golongan darah ABO
- forward grouping
- reverse grouping
b. penetapan golongan darah rhesus : + atau –
c. crossmatch (reaksi silang)
Crossmatch :
I. crossmatch mayor : SDM donor + serum resipien
II. crossmatch minor : SDM resipien +serum donor
dilakukan pada berbagai lingkungan dalam 3 Fase :
Fase I : suhu kamar dan lngkungan saline( garam fisiologis) : cari Ab komplit
Fase II : suhu 37°C dan medium albuminutik mencari Ab inkomplit, missal: anti
Rh
Fase III : fase comb test ----- dengan anti globulin serum untuk mencari antibody
inkomplit, misalnya LE yang belum didapat pada fase II
Hasil:
Crossmatch mayor dan minor + :
----------------------------------------transfusi batal
Crossmatch mayor +,minor - : -------------------------------------------
transfusi batal
Crossmatch mayor -, minor - : -------------------------------------------
transfusi dilaksanakan
Crossmatch mayor -, minor + : ------------------------------------------ Ulangi
crossmatch minor dengan serum donor diencerkan 100X, bila hasilnya +
----------transfusi batal
hasilnya - -------dilaksanaka
Reaksi transfuse :
I. hemolitik : cepat , lambat
II. non-hemolitik : alergi , ganas, keracunan antikoagulan (sitrat),keracunan
kalium, jantung berhenti(cardiac arrest),asidosis.